Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Pahala Membaca Al Qur'an

  PAHALA ISTIMEWA PENGHAFAL AL-QUR’ĀN Diriwayatkan bahwa Allah Swt. akan memberikan keistimewaan kepada para penghafal al Qur’an dan orang tuanya. Rasulullah saw. bersabda, “Pada hari kiamat nanti, al Qur’an akan menemui penghafalnya ketika keluar dari kuburnya. Al Qur’an akan berwujud seorang yang ramping. Ia akan bertanya pada penghafalnya, “Apakah Anda mengenalku?” Maka, penghafal itu menjawab “Tidak, saya tidak mengenal Anda.” Al Qur’an berkata, “Saya adalah temanmu, al Qur’an yang membuatmu kehausan di tengah hari. Sesungguhnya, setiap pedagang akan mendapatkan keuntungan. Dan Anda pada hari ini mendapatkan keuntungan.” Kemudian, penghafal itu diberi kekuasaan di tangan kanannya dan diberi kekekalan di tangan kirinya, serta dipasang mahkota di atas kepalanya. Tidak hanya itu, orang tua penghafal itu juga mendapatkan keistimewaan. Mereka diberikan dua pakaian baru yang bagus dan harganya tidak dapat dibayar oleh penghuni dunia. Kedua orang tua penghafal itu kemudian bertanya, “Ke

Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT

Gambar
A.     Al Qur'an dan Kitab-Kitab Allah SWT Iman kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para nabi atau rasul yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. i man kepada kitab Allah Swt. artinya meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt. Telah menurunkan kitab kepada nabi atau rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Di dalam  al-Qur’ān  disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah Swt. yang diturunkan kepada para nabi-Nya, yaitu;  Taurāt  diturunkan kepada Nabi Musa as.,  Zabūr  kepada Nabi Daud as.,  Injil  kepada Nabi Isa as., dan  al-Qur’ān  kepada Nabi Muhammad saw. Kitab dan  ṡuḥuf  merupakan wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para rasul untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.  1.    Suhuf adalah Wahyu Allah Swt. Yang disampaikan kepada para rasul, tetapi masih berupa “lembaran-lembaran” yang terpisah. 2.